image
Free CSS Template

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Aliquam feugiat mi lacus, sed accumsan neque. Donec condimentum molestie laoreet.

| 0 komentar | Minggu, 28 Oktober 2012

Antara Kita dan Orang Tua (Sebagai bahan Renungan).

Amal yang disukai Allah ada Amal Berbakti kepada orang tua.jangan sampai kita suka,senang dan bahagia sama keluarga .cinta sama istri / suami dan anak kita tapi jangan sampai lupa sama or
ang tua.perlu ditekankan lagi jangan sampai lupa sama orang tua.

Perlu diingat bahwa istri / suami itu ada suratnya tapi oran
g tua tidak ada suratnya istri / suami bisa bercerai tapi hubungan anak dengan orang tua tidak akan pernah bisa bercerai/memutuskan hubungan antara orang tua dan anak.

Alangkah mulianya kita bila kita mampu memuliakan orang tua kita sendiri.

Tapi zaman sekarang banyak banget anak yang berani atau durhaka sama orang tua.tolong perlu diingat para kaula muda atau anak ABG .untuk mencium tangan kedua orang tua saja tidak mau,tapi kalau bertemu dengan pacarnya dicium tangannya sampai lama...kepada kedua orang tua tidak ada yang sopan dalam bertutur kata itulah potret ABG zaman sekarang Masya ALLAH..

Selamanya anak tidak akan bisa membalas budi kebaikan orang tua.mari kita renungkan bersama:

*Tidak ada anak tanpa orang tua karena orang tua itu jadi perantara lahirnya anak
*Orang tua(ibu) pernah mengandung anak,tapi anak tidak pernah mengandung orang tua
*Orang tua (ibu) pernah mempertaruhkan nyawa demi melahirkan anak,tapi anak tidak pernah melahirkan orang tua.
*Orang tua merawat anak itu lama ,bertahun tahun tapi anak merawat orang tua hanya sebentar
*Orang tua merawat anak yang diharapkan hanya hidupnya anak,sakit binggung mencarikan obat dll,tp kalau anak merawat orang tua hanya menanti matinya saja.
*Orang tua sering bahkan tak terhitung jumlahnya bersihkan pipis,kotoran anak,tapi anak bersihkan pipis dan kotoran orang tua hanya sebelum mati
*Orang tua merawat anak itu ikhlas tanpa meminta bayaran..
*Tapi anak mau merawat orang tua mengharapkan warisan...
Apakah itu semuanya benar?memang benar itulah kenyataannya.

Kata orang jawa hubungan antara orang tua dan anak itu ibarat mata dan paha....
Mata itu ibarat orang tua dan
Paha itu ibarat anak
Kalau paha tergores atau terluka mata ikut menangis atau mengeluarkaan air mata
Tapi kalau mata sakit atau kelilipan, paha tidak akan merasakan apa apa

Kalau anak sakit pasti orang tua ikut merasakan sakit, merawatnya supaya cepat sembuh,tapi kalau orang tua sakit, jarang ada anak yang mau merawatnya. Kita bisa lihat di sekeliling kita bahwa zaman sekarang ini banyak anak yang tidak berbakti kepada orang tua bahkan ada yang tega menelantarkannya.

Sebesar besarnya rasa sayang anak kepada orang tua,tidak bisa mengalahkan besarnya rasa sayang orang tua kepada anak,karena rasa sayang orang tua kepada anak itu ibarat sebesar kelapa.tapi besarnya rasa sayang anak kepada orang tua itu sebesar sebutir nasi putih (dalam bahasa jawa sak UPO). sebesar besarnya UPO tidak bisa mengalahkan kelapa meskipun kelapa itu kecentet.

Ada orang tua yang mempunyai anak delapan tapi mampu untuk merawatnya sampai tumbuh dewasabahkan bisa jadi sukses tanpa mengeluh, terkadang ada anak merawat orang tua 2 saja tidak bisa.
Orang tua yang tidak sekolah pun bisa menjadikan anaknya sarjana. jadi bodohnya orang tua jadi ukuran pintarnya anak....Masya ALLAH.....!!!

Kalau anak pintar dan sukses orang tua hanya bisa nelangsa,bangga dan hanya bisa cerita kepada tetangga atau sanak family bahwa anaknya disana ada yang jadi dokter,ada yang jadi guru dan ada jadi dosen.ada yang jadi polisi ,jadi anggota DPR/MPR dll....
Tapi, Yang paling senang atau bahagia adalah istri atau suaminya. bukan orang tua...!!!

Anak paling hanya berkunjung ke orang tua setahun sekali pada saat lebaran idul fitri.
itu pun paling keren bapaknya dibeliin baju koko (busana muslim) dan sarung cap gajah duduk/atlas
ibu hanya dikasih uang paling besar 200 rb itupun cucunya buuuuuanyak ...selanjutnya uang tadi dikasih lagi ke semua cucunya, habis lah uang tsb.
Pada saat anak pulang kerumahnya semuanya dibawa, beras satu karung,singkong,buah,dll.
Disaat rumah sudah sepi orang tua duduk di teras sambil berkata "Alhamdulillah, rampoknya sudah pulang pak....!" Hehe...

Maka
Muliakanlah orang tua kita ..karena orang tua ibarat Al-Qur'an
Kalau kita memuliakan nasib orang tua kita ,ALLAH pasti akan memuliakan nasib kita. percayalah!

Sejelek jeleknya ataupun menjengkelkannya sikap orang tua / mertua, kita harus tetap wajib menghormati
Junjung atau letakkan orang tua/mertua di tempat yang paling mulia di hati dan kehidupan kita

Karna meskipun anak itu pintar sangat luar biasa, titlenya banyak berderet dari pundak sampai kaki, berpangkat tinggi bahkan bisa membelah langit sekalipun, kalau tidak mengormati / memuliakan orang tua maka hidupnya tidak mendapat barokah dunia akhirat.
Foto: Antara Kita dan Orang Tua (Sebagai bahan Renungan).

Amal yang disukai Allah ada Amal Berbakti kepada orang tua.jangan sampai kita suka,senang dan bahagia sama keluarga .cinta sama istri / suami dan anak kita tapi jangan sampai lupa sama orang tua.perlu ditekankan lagi jangan sampai lupa sama orang tua.

Perlu diingat bahwa istri / suami itu ada suratnya tapi oran
g tua tidak ada suratnya istri / suami bisa bercerai tapi hubungan anak dengan orang tua tidak akan pernah bisa bercerai/memutuskan hubungan antara orang tua dan anak.

Alangkah mulianya kita bila kita mampu memuliakan orang tua kita sendiri.

Tapi zaman sekarang banyak banget anak yang berani atau durhaka sama orang tua.tolong perlu diingat para kaula muda atau anak ABG .untuk mencium tangan kedua orang tua saja tidak mau,tapi kalau bertemu dengan pacarnya dicium tangannya sampai lama...kepada kedua orang tua tidak ada yang sopan dalam bertutur kata itulah potret ABG zaman sekarang Masya ALLAH..

Selamanya anak tidak akan bisa membalas budi kebaikan orang tua.mari kita renungkan bersama:

*Tidak ada anak tanpa orang tua karena orang tua itu jadi perantara lahirnya anak
*Orang tua(ibu) pernah mengandung anak,tapi anak tidak pernah mengandung orang tua
*Orang tua (ibu) pernah mempertaruhkan nyawa demi melahirkan anak,tapi anak tidak pernah melahirkan orang tua.
*Orang tua merawat anak itu lama ,bertahun tahun tapi anak merawat orang tua hanya sebentar
*Orang tua merawat anak yang diharapkan hanya hidupnya anak,sakit binggung mencarikan obat dll,tp kalau anak merawat orang tua hanya menanti matinya saja.
*Orang tua sering bahkan tak terhitung jumlahnya bersihkan pipis,kotoran anak,tapi anak bersihkan pipis dan kotoran orang tua hanya sebelum mati
*Orang tua merawat anak itu ikhlas tanpa meminta bayaran..
*Tapi anak mau merawat orang tua mengharapkan warisan...
Apakah itu semuanya benar?memang benar itulah kenyataannya.

Kata orang jawa hubungan antara orang tua dan anak itu ibarat mata dan paha....
Mata itu ibarat orang tua dan
Paha itu ibarat anak
Kalau paha tergores atau terluka mata ikut menangis atau mengeluarkaan air mata
Tapi kalau mata sakit atau kelilipan, paha tidak akan merasakan apa apa

Kalau anak sakit pasti orang tua ikut merasakan sakit, merawatnya supaya cepat sembuh,tapi kalau orang tua sakit, jarang ada anak yang mau merawatnya. Kita bisa lihat di sekeliling kita bahwa zaman sekarang ini banyak anak yang tidak berbakti kepada orang tua bahkan ada yang tega menelantarkannya.

Sebesar besarnya rasa sayang anak kepada orang tua,tidak bisa mengalahkan besarnya rasa sayang orang tua kepada anak,karena rasa sayang orang tua kepada anak itu ibarat sebesar kelapa.tapi besarnya rasa sayang anak kepada orang tua itu sebesar sebutir nasi putih (dalam bahasa jawa sak UPO). sebesar besarnya UPO tidak bisa mengalahkan kelapa meskipun kelapa itu kecentet.

Ada orang tua yang mempunyai anak delapan tapi mampu untuk merawatnya sampai tumbuh dewasabahkan bisa jadi sukses tanpa mengeluh, terkadang ada anak merawat orang tua 2 saja tidak bisa.
Orang tua yang tidak sekolah pun bisa menjadikan anaknya sarjana. jadi bodohnya orang tua jadi ukuran pintarnya anak....Masya ALLAH.....!!!

Kalau anak pintar dan sukses orang tua hanya bisa nelangsa,bangga dan hanya bisa cerita kepada tetangga atau sanak family bahwa anaknya disana ada yang jadi dokter,ada yang jadi guru dan ada jadi dosen.ada yang jadi polisi ,jadi anggota DPR/MPR dll....
Tapi, Yang paling senang atau bahagia adalah istri atau suaminya. bukan orang tua...!!!

Anak paling hanya berkunjung ke orang tua setahun sekali pada saat lebaran idul fitri.
itu pun paling keren bapaknya dibeliin baju koko (busana muslim) dan sarung cap gajah duduk/atlas
ibu hanya dikasih uang paling besar 200 rb itupun cucunya buuuuuanyak ...selanjutnya uang tadi dikasih lagi ke semua cucunya, habis lah uang tsb.
Pada saat anak pulang kerumahnya semuanya dibawa, beras satu karung,singkong,buah,dll.
Disaat rumah sudah sepi orang tua duduk di teras sambil berkata "Alhamdulillah, rampoknya sudah pulang pak....!" Hehe...

Maka
Muliakanlah orang tua kita ..karena orang tua ibarat Al-Qur'an
Kalau kita memuliakan nasib orang tua kita ,ALLAH pasti akan memuliakan nasib kita. percayalah!

Sejelek jeleknya ataupun menjengkelkannya sikap orang tua / mertua, kita harus tetap wajib menghormati
Junjung atau letakkan orang tua/mertua di tempat yang paling mulia di hati dan kehidupan kita

Karna meskipun anak itu pintar sangat luar biasa, titlenya banyak berderet dari pundak sampai kaki, berpangkat tinggi bahkan bisa membelah langit sekalipun, kalau tidak mengormati / memuliakan orang tua maka hidupnya tidak mendapat barokah dunia akhirat.
| 0 komentar |

"Kisah Seorang Nenek Tua

Dahulu kala di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunga nya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, iapergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudu, masu
k mesjid, dan melakukan shalat Dhuhur. setelah membaca wirid sekadarnya, ia keluar masjid dan membungkuk - bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan y
ang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembarpun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. padahal matahari madura di siang hari itu sungguh menyengat. Keringat nya membasahi seluruh tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. pada suatu hari takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua datang. Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. usai shalat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satupun daun terserak di situ. ia kembali ke masjid dan menangis keras. Ia mempertanyakan mengapa daun - daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang - orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "jika kalian kasihan kepadaku." kata nenek itu. "Berikan kesempatan padaku untuk membersihkannya."

Singkat cerita , nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. seorang kiai yang terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan daun - daun itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya;kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. sekarang ia sudah meninggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.

"Saya ini perempuan bodoh ,pak Kiai." tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari kiamat tanpa syafaat Kangjeng nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu shalawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan shalawat kepadanya"

Sebuah cerita yang semoga bisa diambil manfaatnya

Diceritakan kembali oleh Kang Jalaludin Rahmat, sumber cerita Kiai Zawawi Imron"
| 0 komentar |


•♫♥•* Tangisan Kaum Pria *•♥♫•

.

Siapa bilang pria tak bisa banyak menangis ?

Tahukah engkau, kaum pria sesungguhnya jauh lebih sering "menangis"
Namun mereka menyembunyikan tangisnya di dalam kekuatan akalnya,
Itulah mengapa Tuhan menyebutkan pada pria terdapat dua kali lipat akal seorang wanita,Dan itulah sebabnya mengapa tiada yang kau lihat
melainkan ketegarannya.

Pria menangis karena tanggung jawabnya di hadapan Tuhannya,
Ia menjadi tonggak penyangga rumah tangga,
Menjadi pengawal Tuhan bagi Ibu, saudara perempuan, istri dan anak-anaknya.

Maka tangisnya tak pernah nampak di bening matanya,
Tangis pria adalah pada keringat yang bercucuran demi menafkahi keluarganya.

Tak bisa kau lihat tangisnya pada keluh kesah di lisannya,
Pria "menangis" dalam letih dan lelahnya menjaga keluarganya dari kelaparan.

Tak dapat kau dengar tangisnya pada omelan-omelan di bibirnya,
Pria "menangis" dalam tegak dan teguhnya dalam melindungi keluarganya dari terik matahari, deras hujan dan dinginnnya angin malam.

Tak nampak tangisnya pada peristiwa-peristiwa kecil dan sepele,
Pria "menangis" dalam kemarahannya jika kehormatan diri dan keluarganya digugat.

Pria "menangis" dengan sigap bangunnya di kegelapan dini hari,
Pria "menangis" dengan bercucuran peluhnya dalam menjemput rezeky,
Pria "menangis" dengan menjaga dan melindungi orang tua, anak dan istri,
Pria "menangis" dengan tenaga dan darahnya menjadi garda bagi agamanya,

Namun...Pria pun sungguh-sungguh menangis dengan air matanya,
di kesendiriannya menyadari tanggung jawabnya yang besar di hadapan Tuhannya,
Sungguh tiada yang pantas mendampingi pria berharga seperti itu melainkan wanita mulia yang memahami nilainya.

Indah jalan menuju Tuhan jika wanita shalehah yang menjadi teman.
Pandanglah Ayah .....
Pandanglah Suami .....
Sesungguhnya syurga Allah di dalam keridha'an mereka